Pengamatan faktor risiko dan sumber penular leptospirosis di Kabupaten Kulon Progo, DIY

Pengamatan faktor risiko dan sumber penular leptospirosis di Kabupaten Kulon Progo, DIY

  • By
  • 2015-11-27 15:36:19
  • 1062

Kegiatan ini dilaksanakan oleh BBTKLPP Yogyakarta dengan melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, dan Puskesmas Nanggulan. Subjek dalam kegiatan ini adalah penderita atau yang perneh menderita leptospirosis dan masyarakat yang tinggal disekitar penderita/yang pernah menderita yaitu sebanyak 50 orang. Rancangan kegiatan ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional study, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran atau deskriptif karakteristik tentang faktor risiko lingkungan yang berpotensi sebagai penular leptospirosis, rodent (tikus) yang menjadi penular leptospirosis, perilaku masyarakat yang mendukung terjadinya penularan leptospirosis di Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo.

Dilakukan pengambilan spesimen di Desa Wijimulyo dan Desa Jatisarono, dengan melakukan memasang perangkap sebanyak 100 perangkap di masing-masing desa, observasi tentang kondisi perumahan yang berkaitan dengan keberadaan tikus dan pengamatan tempat-tempat yang terdapat tanda-tanda keberadaan tikus, penilaian faktor risiko perilaku responden, pengambilan sampel urine tikus, dan identifikasi dan pemusnahan tikus serta pemeriksaan urine tikus.

Pemasangan perangkap diperoleh 11 rumah (44%) terdapat tikus yang tertangkap dengan jumlah tikus sebanyak 17 tikus atau success trap sebesar 17%. Hasil pemasangan perangkap diperoleh 14 rumah (56%) terdapat tikus yang tertangkap, dengan jumlah tikus sebanyak  22  tikus atau success trap sebesar 22%. Kondisi rumah dan dapur meliputi kondisi dinding, plafon dan lantai di Desa Wijimulyo dan Desa Jatisarono kecamatan Nanggulan secara statisik tidak berhubungan dengan keberadaan tikus di rumah responden. Hasil pemeriksaan urine tikus di laboratorium mikrobiologi BBTKLPP Yogyakarta tidak terdapat tikus yang urinenya mengandung bakteri leptospira sp. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi di Desa Wijimulyo dan Desa Jatisarono tidak berpotensi untuk terjadinya penularan penyakit leptospirosis. Perilaku responden yang mempunyai kebiasaan membuang sampah dan limbah rumah tangganya di sekitar rumah mendukung keberadaan tikus.

Ket : Jika memerlukan dokumen full version dapat mengirim permintaaan dokumen ke email : [email protected]