Rapat Koordinasi Penanggulangan Zoonosis


Pada semester pertama tahun 2023, diperoleh laporan peningkatan kasus penyakit zoonosis, khususnya antraks dan rabies, di beberapa wilayah di Indonesia. Untuk mengkoordinasi langkah-langkah penanggulangannya, diperlukan koordinasi para pihak terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI bekerjasama dengan Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) mengundang beberapa pihak terkait dalam pertemuan rapat koordinasi penanggulangan zoonosis pada tanggal 21 Juli 2023 yang diselenggarakan secara luring di Hotel Platinum Tunjungan Surabaya dan secara daring. Peserta yang diundang dalam acara tersebut adalah: Direktur Kesehatan Hewan Kementan RI, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementan RI, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI, Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes RI, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan D.I. Yogyakarta, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan, Pusat Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan DIY, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, beberapa dinas kesehatan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, DIY, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, beberapa dinas pertanian/peternakan/kesehatan hewan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, DIY, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Riau, lalu Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, BBTKLPP Yogyakarta, BTKLPP Surabaya, Substansi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Ditkeswan, Substansi Pengamatan Penyakit Hewan Ditkeswan, Substansi Zoonosis Ditkesmavet, Substansi Pengawasan Obat Hewan Ditkeswan, Substansi Kelembagaan dan Sumber Daya Kesehatan Hewan Ditkeswan, Substansi Perlindungan Hewan Ditkeswan, Pejabat Otoritas Veteriner Kota Surabaya, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunungkidul, serta AIHSP dan FAO ECTAD Indonesia. Perwakilan dari BBTKLPP Yogyakarta adalah Koordinator Substansi Surveilans Epidemiologi (dr. Yohanna Gita Chandra, M.S.) dan Sub Koordinator Sub Substansi Advokasi dan KLB (Heni Amikawati, S.K.M.).

Acara dimulai dengan sambutan oleh perwakilan dari AIHSP (Isradi Alireja), lalu sambutan oleh Direktur P2PM Kemenkes RI yang diwakili oleh Ketua Tim Kerja Zoonosis & Penyakit Akibat Gigitan Hewan Berbisa & Tanaman Beracun (drh. Sitti Ganefa Pakki, M.Epid.), berikutnya adalah sambutan oleh Direktur Kesehatan Hewan Kementan RI (Dr. drh. Nuryani Zainuddin, M.Si.), dan sambutan selamat datang oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Ir. IndyahAryani, M.M.). Dalam sambutannya, Direktur Kesehatan Hewan Kementan RI menyampaikan bahwa telah ada pedoman tata laksana pengendalian zoonosis namun belum diimplementasikan dengan baik sampai tingkat kabupaten oleh karena itu, dengan diselenggarakannya rapat koordinasi ini semua pihak dapat berkontribusi untuk menghasilkan rekomendasi dalam pengendalian zoonosis. Selanjutnya acara dibuka oleh Ibu Direktur Kesehatan Hewan Kementan RI.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan paparan oleh Direktur Kesehatan Hewan Kementan RI yang berjudul Situasi dan Upaya Penanggulangan Zoonosis pada Hewan, dilanjutkan penyampaian materi tentang Situasi Zoonosis pada Manusia dan Upaya Penanggulangannya oleh Ketua Tim Kerja Zoonosis & Penyakit Akibat Gigitan Hewan Berbisa & Tanaman Beracun Dit. P2PM Kemenkes RI, lalu paparan tentang Situasi Penyakit Hewan Menular Strategis Berpotensi Zoonosis (PHMS-Z) dan Antraks pada Daerah Endemis di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY oleh Kepala BBVet Wates (drh. Hendra Wibawa, M.Si., Ph.D.). Setelah istirahat, dilaksanakan paparan tentang Situasi Penyakit Zoonosis di Wilayah Layanan BBTKLPP Yogyakarta oleh Koordinator Substansi Surveilans Epidemiologi (dr. Yohanna Gita Chandra, M.S.). Selanjutnya, dilakukan tanya jawab dan diskusi dengan peserta pertemuan, baik luring maupun daring. Dalam penutupan acara, Ibu Direktur Kesehatan Hewan Kementan RI menyampaikan beberapa kegiatan yang yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Kesehatan Hewan antara lain meningkatkan cakupan vaksinasi hewan ternak, pengobatan hewan yang sakit dan melakukan desinfeksi pada lokasi kasus antrak. Selain itu harus ada kolaborasi antara Kementan dan Kemenkes dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit antraks mulai dari penyebab, faktor risiko, cara penularan dan bahayanya. Perlu dibentuk kader siaga antraks agar semua berpartisipasi dalam pengendalian zoonosis.