Pemetaan Wilayah Reseptif Malaria di Kabupaten Pekalongan


Kegiatan pemetaan luas wilayah reseptif malaria dilakukan guna memetakan wilayah-wilayah yang masih memiliki lingkungan pendukung penularan malaria sebagai bentuk kewaspadaan dini dan pemeliharaan eliminasi. Kegiatan dilakukan dengan survei larva dan nyamuk Anopheles sp. di Kabupaten Pekalongan pada tanggal 14 - 27 Agustus 2023. Kegiatan dilaksanakan oleh BBTKLPP Yogyakarta, Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Puskesmas Paninggaran, dan Puskesmas Doro II.

Lokus kegiatan adalah Desa Winduaji Kecamatan Paninggaran dan Desa Pungangan Kecamatan Doro. Keduanya merupakan desa dengan potensi daerah reseptif karena memiliki hutan yang masih lebat dengan mata air, sungai, dan area sawah. Survei larva dilakukan selama tiga hari di tiap lokus dengan melakukan pencarian larva Anopheles di tempat-tempat perindukan potensial. Bersamaan dengan survei larva dilakukan pula observasi rumah, dan wawancara masyarakat. Survei nyamuk dewasa dilakukan selama dua hari di masing-masing lokus dengan metode HLC (Human Landing Collection) dan RC (Resting Collection) pada tiga rumah yaitu di dalam dan di luar rumah, serta di kandang ternak.

Hasil kegiatan menunjukkan bahwa Desa Winduaji Kecamatan Paninggaran serta Desa Pungangan, Kecamatan Doro merupakan daerah reseptif malaria dengan indeks habitat 28,46 % dan 21,57%. Jenis habitat larva di Desa Winduaji adalah sawah, kolam rendaman kayu, cekungan dan genangan air. Jenis habitat larva di Desa Pungangan adalah sungai, cekungan sungai, genangan air, sawah, mata air, kubangan, drum, cekungan aliran air. Spesies nyamuk dewasa yang ditangkap di Desa Winduaji adalah An. barbirostris, An. vagus, An. aconitus, An. kochi dan An. anularis. Hasil penangkapan nyamuk di Desa Pungangan ditemukan spesies An. barbirostris, An. kochi dan An. maculatus.

Hasil observasi rumah menunjukkan bahwa sebagian besar rumah memiliki ketahanan rendah terhadap gangguan nyamuk. Warga juga sebagian besar belum mengetahui tentang penyakit malaria dan sebagian besar warga di Desa Winduaji memiliki kebiasaan keluar malam yang rentan terhadap gigitan nyamuk. Sedangka warga di Desa Pungangan memiliki kebiasaan tidur di kebun durian dengan lokasi di dalam atau dekat hutan saat musim panen.