- Senin, 18 September 2023, 13:00:00
- admin
- 1341 dibaca
- Kemenkes, Ditjen P2P, B/BTKLPP, BBTKLPP Yogyakarta, Surveilans, Air
Dalam rangka mendukung SDGs 2030 akses air minum yang aman, BBTKLPP Yogyakarta melakukan pemantauan kualitas air yang dikonsumsi kelompok masyarakat mulai dari sumber hingga distribusi pelanggan, tanggal 25-27 Juli 2023. Hasil pemantauan disampaikan pada pertemuan finalisasi tanggal 15 September 2023 di Aula II Dinkes Kabupaten Jepara, dihadiri oleh perwakilan Labkesda Kab Jepara, Sanitarian Puskesmas lokasi kegiatan : Batealit, Kembang, Mayong dan Keling, serta 8 orang pengelola kelompok pemakai air.
Pertemuan dibuka oleh Sub Koordinator Kesehatan Lingkungan Bapak Hadi Wibowo, S.Kep.Ns.MM dilanjukan Pengenalan Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Kewaspadaan Penyakit Nipah oleh Kepala BBTKLPP Yogyakarta dr. Darmawali Handoko, M.Epid.
Hasil IKL pemantauan POKMAIR menunjukkan faktor risiko lingkungan 8 sumber: mata air musim kemarau debit kecil, musim hujan kekeruhan tinggi, kualitas sumber air menurun akibat kontaminan pupuk kimia/kandang/limbah domestik, mata air tanpa bangunan pelindung rentan terhadap kontaminan, konstruksi bangunan pelindung mata air tertutup rapat sulit dicek apabila terjadi kontaminasi ataupun kejadian lain, serta penurunan kualitas air akibat perpipaan bocor. Terdapat sumber air tidak memenuhi syarat : kekeruhan, pH, Aluminium Nitrat, Total coliform/E coli. Ditemukan sampel air pada konsumen tidak memenuhi syarat : kekeruhan, pH, Nitrat, Total coliform/E coli.
Pemaparan tentang RPAM (Recana Pengamanan Air Minum) menjelaskan cara pembentukan tim RPAM, pemetaan sistem penyediaan air minum, serta identifikasi bahaya. Acara diselling diskusi oleh 3 penanya dari pengelola POKMAIR dan sanitarian Puskesmas.
Pada sesi akhir dilakukan simulasi penjernihan air dengan berbagai dosis koagulan tawas dilanjutkan filtrasi serta klorinasi menggunakan clorin diffuser. Peserta antusias mengikuti sesi ini.