Pada hari Rabu, 10 Februari 2021, dilaksanakan Pertemuan Penyusunan Juknis iDES Monitoring Efikasi Artemisin melalui aplikasi Zoom yang diselenggarakan oleh Subdit Malaria Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Kementerian Kesehatan RI dengan peserta antara lain dari Subdit Malaria, perwakilan UNICEF, perwakilan Global Fund, dan perwakilan dari BBTKLPP di Indonesia. BBTKLPP Yogyakarta diwakili oleh dr. Yohanna Gita Chandra, M.S. Uji coba monitoring efikasi obat dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2018-2019 di 10 lokasi sentinel bersama dengan B/BTKLPP bekerja sama dengan dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, dengan pendampingan dari para ahli, akademisi, dan institusi penelitian. Berdasarkan pengalaman dari hasil kegiatan tersebut, sulit untuk memenuhi jumlah minimal subyek (55 orang) yang dipantau selama kurun waktu tersebut sesuai dengan protokol. Untuk itu, sedang disusun petunjuk teknis baru, dimana kegiatan monitoring efikasi obat (TES/therapeutic drug study) DHP hanya akan dilaksanakan di daerah endemis tinggi dan sedang, sedangkan pemantauan efikasi obat untuk daerah endemis rendah dan bebas malaria menggunakan surveilans efikasi obat terintegrasi (iDES/integrated Drug Efficacy Surveillance) dalam bentuk kegiatan surveilans rutin. Terdapat perbedaan mekanisme kerja dari kedua kegiatan tersebut sehingga perlu dilakukan uji coba kegiatan monitoring dan surveilans terintegrasi efikasi obat anti malaria di Indonesia secara sistematis dan bertahap di beberapa lokasi sentinel dan melibatkan B/BTKLPP, dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, akademisi, Balitbangkes, dan lembaga penelitian lainnya.
Model Teknologi Desinfeksi Air dengan Teknik Deep Down Ultraviolet.jpg