Hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan angka stunting nasional sebesar 30,8% (standar WHO 20%). Untuk wilayah regional Jawa Tengah dan Kabupaten Rembang, angka stunting juga dikategorikan tinggi (31,22% dan 26%). Penanggulangan stunting dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya dengan melaksanakan penanggulangan Cacingan melalui pengobatan untuk menekan intensitas infeksi (jumlah cacing per orang). Untuk mengetahui tingkat prevalensi kecacingan sehingga diperoleh baseline data, serta sebagai monitoring dan evaluasi program Penanggulangan Cacingan di Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah, BBTKLPP Yogyakarta bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mengadakan Survei Evaluasi Prevalensi Kecacingan di Kabupaten Rembang.
Untuk mempersiapkan survei tersebut, pada tanggal 24 - 25 Mei 2021 tim BBTKLPP Yogyakarta melakukan pengumpulan data dan koordinasi dengan institusi terkait yang dilakukan oleh Kepala BBTKLPP Yogyakarta (Dr. dr. Irene, M.K.M.), JFT Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya (Dian Trikoriati, S.T., S.K.M., M.P.H.), JFT Epidemiolog Ahli Muda ( Imam Wahjoedi, S.K.M., M.P.H.), dan JFT Epidemiolog Ahli Muda (Heldhi B. Kristiyawan S.K.M., M.Eng.). Koordinasi dilakukan dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang. Dalam pertemuan tersebut disampaikan bahwa target survei adalah 400 anak kelas 3, 4 dan 5 dari 30 sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah di Kabupaten Rembang yang ditentukan berdasarkan perhitungan random sampel. Selanjutnya, pada 28 Mei 2021 dilakukan sosialisasi teknis pelaksanaan kegiatan pada 25 orang pemegang program cacingan Puskesmas, dan pada tanggal 3 Juni 2021 dilaksanakan pembekalan teknis petugas pelaksana survei berupa On Job Training (OJT), yang dilakukan untuk mempersiapkan tenaga daerah yang berjumlah 25 orang dalam pemeriksaan mikroskopis sampel feses.
Akhirnya, dilaksanakan tahap pengumpulan spesimen dan wawancara pada tanggal 7 – 12 Juni 2021, dengan sasaran sebanyak 400 anak usia sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah kelas 3, 4 dan 5 yang tersebar di 14 kecamatan dan 17 wilayah Puskesmas di Kabupaten Rembang. Untuk menjaga kualitas dalam pelaksanaan survei tersebut, pada tanggal 8 dan 9 Juni 2021 dilakukan monitoring pelaksanaan kegiatan Survei Evalusai Prevalensi Cacingan oleh Kepala BBTKLPP Yogyakarta (Dr. dr. Irene, M.K.M.) dan Koordinator Substansi Tata Usaha (Sayekti Udi Utama, S.K.M., M.Kes.). Tim supervisi diterima oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang (Aris Suryono, S.K.M.). Pada kesempatan tersebut didiskusikan terkait sasaran kegiatan supervisi dan monitoring, di antaranya terkait dukungan lintas program/sektor, kendala pelaksanaan di lapangan, serta kendala pemeriksaan spesimen di laboratorium. Selain itu, petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah juga melakukan supervisi tahap kegiatan ini. Hasil monitoring di lapangan secara umum menunjukkan bahwa pelaksanaan Survei Prevalensi Kecacingan di Kabupaten Rembang berjalan dengan lancar. Dukungan lintas sektor/program berjalan cukup baik, yang ditunjukkan berdasarkan saat peninjauan langsung ke lapangan di Sekolah Dasar (SD) Kemundung 2 Kecamatan Rembang, walaupun dalam kondisi libur, anak sekolah masih tetap bisa dikumpulkan untuk mendapatkan penjelasan terkait tujuan survei serta cara pengumpulan spesimen tinja yang akan dikumpulkan. Bahkan untuk lebih mempermudah bagi murid dalam menyiapkan spesimen yang akan dikumpulkan keesokan harinya, tim survei bersama dengan pihak sekolah telah mempersiapkan panduan manual berupa tata cara pengambilan spesimen yang dibagikan kepada peserta didik, dengan maksud bisa sebagai penghubung bagi orang tua murid dalam memberikan pendampingan ketika di rumah. Selanjutnya tim juga berkesempatan untuk melihat secara langsung proses persiapan dan pemeriksaan spesimen di laboratorium. Untuk pemeriksaan spesimen dalam survei kecacingan tersebut BBTKLPP Yogyakarta bekerja sama dengan Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Kabupaten Rembang. Dalam proses pemeriksaan ini, dilibatkan petugas surveilans masing-masing puskesmas, petugas surveilans dinas kesehatan Kabupaten, dan petugas analis BLK di bawah supervisi petugas analis dari BBTKLPP Yogyakarta. Dilibatkannya petugas analis dan petugas surveilans dari daerah dalam pelaksanaan survei ini adalah untuk memperlancar kegiatan survei, sekaligus BBTKLPP Yogyakarta sebagai laboratorium Pembina bagi laboratorium di daerah bisa memberikan bimbingan dan transfer pengetahuan dan ketrampilan untuk memperkuat kemampuan laboratorium daerah khususnya dalam pemeriksaan cacingan.
Model Teknologi Desinfeksi Air dengan Teknik Deep Down Ultraviolet.jpg