- Jumat, 10 Desember 2021, 08:00:00
- Admin
- 3495 dibaca
- DBD, Surveilans, BBTKLPP Yogyakarta
Pada tanggal 7 Desember 2021, BBTKLPP Yogyakarta bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang menyelenggarakan kegiatan Upaya pengendalian vektor oleh masyarakat dalam rangka kegiatan surveilans perilaku vektor dan konfirmasi vektor DBD di Kota Semarang Propinsi Jawa Tengah Tahun 2021. Kegiatan diselenggarakan di Aula Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Pertemuan dihadiri 18 orang terdiri dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Balkesmas Semarang, Dinas Kesehatan Kota Semarang, serta kader, tokoh masyarakat dan perangkat kelurahan Sendangmulyo. Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil survei vektor Dengue yang dilaksanakan pada tanggal 2-4 Oktober 2021 di Kelurahan Sendangmulyo kecamatan Tembalang Kota Semarang. Selain itu, untuk menyampaikan rekomendasi berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan agar dapat ditindaklanjuti pelaksanaannya oleh sektor terkait.
Acara dibuka dengan Sambutan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang yang diwakili oleh Kepala Seksi P2PTVZ Ibu Haryati M.Kes., yang menyampaikan harapannya agar hasil kegiatan akan meningkatkan semangat masyarakat dalam melakukan pengendalian vektor dan bagi sektor kesehatan agar semakin mengedepankan tindakan-tindakan pencegahan sehingga kasus infeksi Dengue akan semakin menurun. Selanjutnya adalah sambutan dari BBTKLPP Yogyakarta yang diwakili Subkoordinator Lingkungan Biologi, Suharsa, S.ST. Disampaikan terima kasih kepada dinas kesehatan Kota Semarang, puskesmas Kedungmundu, serta kader dan semua yang hadir atas dukungannya sehingga kegiatan survei vektor dengue dapat berjalan lancar.
Acara dilanjutkan dengan presentasi hasil pelaksanaan survei vektor oleh Kustiah, S.Si. Disampaikan bahwa tingkat kepadatan vektor Dengue di kelurahan Kedungmundu ada pada tingkat sedang, nyamuk menggigit manusia tertinggi ada pada jam 09.00-10.00 dan tidak ditemukan virus Dengue pada sampel nyamuk dan larva sehingga vektor tidak terkonfirmasi sebagai pembawa virus Dengue dan tidak terbukti adanya transovarial virus Dengue di kelurahan Kedungmundu.
Setelah paparan acara dilanjutkan dengan diskusi. Beberapa pertanyaan dan masukan dari peserta diantaranya pertanyaan mengapa sampel nyamuk negatif Dengue, yang dijawab oleh BBTKLPP Yogyakarta bahwa selain karena rumah di sekitar kasus tidak bisa disurvei sehingga tidak diperoleh nyamuk dari sekitar rumah kasus, juga dilakukannya survey 2-3 minggu setelah kasus dinyatakan sakit. Sehingga ada kemungkinan nyamuk yang menggigit kasus sudah mati karena umur nyamuk terbatas hanya sekitar 14 hari. Selanjutnya, saran dari peserta bahwa perlu dilakukan analisis untuk membandingkan kondisi vektor Dengue pada rumah yang melakukan pengendalian vektor dan tidak melakukan pengendalian vektor. Sebelum penutupan dilakukan penyerahan laporan kegiatan dari BBTKLPP Yogyakarta kepada kepala Puskesmas Kedungmundu. Selanjutnya arahan sekaligus penutupan oleh Kepala Puskesmas Kedungmundu, dr. Gita Nur Fitriandari, yang menyampaikan bahwa dengan adanya paparan ini diharapkan masyarakat lebih aktif dalam kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit DBD dengan melakukan PSN secara rutin, menjadi jumantik mandiri, jika ada kasus segera lapor kepada petugas Puskesmas agar segera bisa ditindaklanjuti dan menekankan bahwa fogging bukan metode pemberantasan nyamuk yang utama tetapi PSN adalah cara yang paling efektif untuk memberantas nyamuk DBD untuk itu diharapkan masyarakat menggalakkan PSN di wilayahnya masing-masing.