- Jumat, 10 Desember 2021, 10:00:00
- Admin
- 3394 dibaca
- BBTKLPP Yogyakarta
Sebagai salah satu upaya untuk selalu meningkatkan layanan serta jejaring dalam deteksi dini dan respon kejadian penyakit, pada tanggal 1-2 Desember 2021, tim BBTKLPP Yogyakarta yang terdiri dari Koordinator Substansi Surveilans Epidemiologi (dr. Yohanna Gita Chandra, M.S.), Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda (dr. Dwi Amalia, M.P.H. dan dr. Ratna Wijayanti, M.P.H.), serta JFU Epidemiolog (Tarsini, A.Md.) melakukan diskusi dengan perwakilan tim Zoonosis di Substansi Zoonosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis (P2PTVZ) Kementerian Kesehatan, pakar/peneliti penyakit Antraks di Balai Besar Penelitian Veteriner (BBlitvet) Bogor, serta tim Repositori, Multimedia dan Penerbitan Ilmiah di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dengan perwakilan tim Zoonosis di Kemenkes (drh. Zaenal Khoirudin), dilakukan diskusi tentang beberapa rencana kegiatan tahun 2022, khususmya terkait layanan deteksi dini dan respon kejadian penyakit Antraks, Leptospirosis, dan Pes, yang ditugaskan kepada BBTKLPP Yogyakarta, pedoman kegiatan yang akan diacu, termasuk teknik laboratorium yang akan dipakai, serta anggaran yang akan digunakan.
Di BBlitvet Bogor, tim membangun jejaring dan berdiskusi tentang surveilans penyakit zoonosis dan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan, dengan Dr. drh. Rahmat Setya Adji, M.Si., Sub Koordinator PHP BBlitvet Bogor, yang merupakan pakar/peneliti tentang antraks. Saat di Gedung LIPI Jakarta, tim BBTKLPP Yogyakarta berdiskusi dengan Koordinator Pelaksana Pengemasan dan Pengembangan Konten LIPI Press (Dhevi E.I.R. Mahelingga, S.Sn.), serta Fungsional Penata Penerbitan IImiah Ahli Muda (Risma Wahyu Hartiningsih) dan Pranata Komputer Pertama (Andri Agus Rahman) dari LIPI Press. Tim berkonsultasi tentang pengembangan konten Buletin Epidemiologi sebagai media diseminasi untuk menyampaikan hasil kegiatan layanan BBTKLPP Yogyakarta dalam deteksi dini dan respon kejadian penyakit. Tim dari LIPI menyarankan agar BBTKLPP Yogyakarta membuat journal online dalam bentuk open journal system/OJS. Keunggulan OJS dibandingkan jurnal cetak adalah artikel yang diterbitkan di OJS BBTKLPP Yogyakarta akan dapat diakses oleh masyarakat luas dan pemanfaatan artikel oleh masyarakat dapat ditelusur. Selain itu, biaya pemeliharaan OJS lebih murah daripada jurnal cetak. Dengan kegiatan diskusi dan pemeliharaan jejaring dengan berbagai institusi dan pakar terkait tersebut, diharapkan layanan BBTKLPP Yogyakarta dalam deteksi dini dan respon kejadian penyakit dapat semakin baik.
Salam sehat