- Jumat, 11 Maret 2022, 09:00:00
- Admin
- 4956 dibaca
- Antraks, BBTKLPP Yogyakarta
Munculnya kasus Antraks baik pada ternak dan manusia pada tahun 2021, mendorong BBTKLPP Yogyakarta untuk melakukan kegiatan Surveilans Faktor Risiko Antraks. Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Gunung Kidul pada tanggal 21-24 Februari 2022 dan di Kabupaten Wonogiri pada tanggal 7-9 Maret 2022. Tujuan kegiatan untuk mengidentifikasi faktor risiko antraks, terutama pada manusia, diantaranya mengenai keberadaan bakteri Antraks di lingkungan, Kondisi sanitasi dan pola pemeliharaan ternak serta pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat peternak. Berdasarkan hal tersebut maka bentuk kegiatan surveilans faktor risiko Antraks terdiri dari pengambilan sampel lingkungan (tanah di kandang/kuburan ternak/ladang dan usap alat yang digunakan untuk mengolah/menyimpan daging yang diduga Antrak), pencatatan titik koordinat lokasi pengambilan sampel, pengukuran pH dan suhu tanah, wawancara terkait pola pemeliharaan ternak, pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat peternak serta observasi lingkungan.
Pelaksana Surveilans Antraks terdiri dari petugas dari BBTKLPP Yogyakarta dan BBVet Wates serta dinas terkait dari kabupaten Setempat. Dari Kabupaten Gunung Kidul ada Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Puskesmas Ponjong dan Gedangsari serta perangkat desa dan masyarakat setempat. Dari Kabupaten Wonogiri ada Dinas Kesehatan, Dinas Kelautan, dan Perikanan dan Peternakan, Puskesmas Eromoko II dan perangkat desa serta masyarakat setempat. Dari hasil pelaksanaan kegiatan diperoleh 12 sampel tanah dan 18 sampel usap alat dari kabupaten Gunungkidul dan 30 sampel tanah dari Kabupaten Wonogiri. Sampel tersebut selanjutnya dibawa ke laboratorium BBVet Wates untuk diuji keberadaan bakteri Antraks dengan metode Kultur.