- Rabu, 20 April 2022, 11:00:00
- Admin
- 5473 dibaca
- OJT, Wonosobo, BBTKLPP Yogyakarta
Informasi karakteristik genetik (genotipe) isolat Plasmodium sp yang menginfeksi penderita malaria di setiap kabupaten fase pra eliminasi, eliminasi dan pemeliharaan penting tersedia sebagai salah satu data dasar eliminasi, sebagaimana disyaratkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria di Indonesia. Agar data dasar genotipe Plasmodium sp dapat tersedia maka perlu dilakukan identifikasi karakteristik genetik melalui sekuensing DNA gen target.
Untuk menyediakan data dasar genotipe isolat Plasmodium sp di wilayah layanan, mulai tahun 2022 BBTKLPP Yogyakarta melakukan kegiatan identifikasi karakter genetik Plasmodium sp di 5 kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni 3 kabupaten fase eliminasi (Kulon Progo, Purworejo dan Banjarnegara) dan 2 kabupaten fase pemeliharaan (Magelang dan Wonosobo). Dalam kegiatan ini dibutuhkan sampel darah jari dalam bentuk dried blood spot (DBS) yang digunakan sebagai bahan dasar dalam isolasi, amplifikasi dan sekuensing DNA gen target (MSP1 dan GLURP).
Sebagai langkah persiapan, di 5 kabupaten sasaran terlebih dahulu dilakukan on the job training (OJT) untuk peningkatan kapasitas petugas teknis dari fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas dan rumah sakit) tentang teknik pengambilan dan penyimpanan sampel darah jari bentuk DBS. Kegiatan OJT telah dilakukan sebelumnya di Kabupaten Purworejo, Banjarnegara dan Kulon Progo. Kali ini, tepatnya tanggal 18 April 2022, OJT dilaksanakan di Kabupaten Wonosobo, bertempat di Aula Dinas Kesehatan Wonosobo.
OJT dihadiri 42 peserta, yakni mikroskopis dan penanggung jawab program malaria dari 24 puskesmas, 2 rumah sakit dan 1 laboratorium kesehatan daerah, ditambah perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng dan Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo serta tim dari BBTKLPP Yogyakarta. Kegiatan OJT diawali dengan sambutan singkat dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, yang diwakili oleh Kepala Bidang P2. Dalam sambutannya disampaikan bahwa kasus malaria di Wonosobo, khususnya malaria import sudah semakin berkurang. Namun demikian Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo siap mensukseskan kegiatan kajian dari BBTKLPP Yogyakarta. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Kepala BBTKLPP Yogyakarta, Dr. dr. Irene, M.K.M yang sekaligus membuka secara resmi kegiatan OJT.
Sebelum acara inti, yakni pemaparan materi dan diskusi, terlebih dahulu dilakukan foto bersama antara peserta, narasumber dan tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya dilakukan pemaparan materi tentang Rencana Pelaksanaan Kegiatan Identifikasi Karakteristik Genetik Plasmodium sp oleh Dr. Andiyatu, S.K.M., M.Si., dan materi Teknik Pengambilan dan Penyimpanan Sampel Darah Jari dalam bentuk dried blood spot (DBS) oleh Septriana. Dalam sesi diskusi terdapat beberapa pertanyaan peserta, antara lain terkait kemanfaatan hasil kajian, bagaimana hasil identifikasi karakter genetik dapat membantu dalam penentuan kasus import, sistim penomoran sampel serta yang terkait dengan teknik pengambilan dan cara pengamanan sampel DBS.
Acara OJT ditutup setelah selesai dilakukan penyerahan secara simbolis bahan habis pakai untuk pengambilan sampel darah jari DBS. BHP diserahterimakan oleh personil BBTKLPP Yogyakarta kepada perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo. Keseluruhan acara OJT, mulai dari pembukaan sampai dengan penutupan dipandu ketua tim kajian dari BBTKLPP Yogyakarta untuk wilayah Kabupaten Wonosobo (dr. Ratna Wijayanti, M.P.H.).