Finalisasi Kegiatan Surveilans Faktor Risiko Penyakit pada saat Lebaran di Kabupaten Klaten dan Kota Yogyakarta


Menindaklanjuti hasil pengujian sampel makanan minuman, usap tangan penjamah, usap alat, dan air bersih, serta inspeksi kesehatan lingkungan terhadap lingkungan warung dan penjamah makanan di terminal dan stasiun di Kabupaten Klaten dan Kota Yogyakarta pada bulan Maret 2022, BBTKLPP Yogyakarta mengadakan pertemuan finalisasi kegiatan yang diadakan di Gedung IBI Klaten dan Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta pada tanggal 20 dan 21 April 2022.

Peserta pertemuan di Gedung IBI Klaten sebanyak 26 orang terdiri dari petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Sanitarian dari Puskesmas Klaten Tengah, perwakilan dari Kelurahan Klaten, pengelola Terminal Ir. Soekarno Klaten, para penjaja makanan di Terminal Ir. Soekarno dan sekitarnya yang menjadi titik pelaksanaan, para penjaja makanan di sekitar Stasiun Klaten, serta tim dari BBTKLPP Yogyakarta. Peserta pertemuan di Aula Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta sebanyak 21 orang terdiri dari petugas dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, petugas dari Puskesmas Gedongtengen dan Umbulharjo I, pengelola Terminal Giwangan, perwakilan dari DAOP 6 Yogyakarta, para penjaja makanan di Terminal Giwangan, pengelola restorasi KA Taksaka dan Lokocafe di Stasiun Tugu, serta tim dari BBTKLPP Yogyakarta.

Acara diawali penyampaian hasil kegiatan tahap pertama, edukasi tentang keamanan pangan, tanya jawab dan diskusi, dilanjutkan pembahasan tentang Rencana Tindak Lajut (RTL) untuk perbaikan kualitas lingkungan dan penyediaan makanan dan minuman di terminal dan stasiun. Disampaikan juga rencana pengambilan sampel tahap kedua terhadap makanan minuman dan usap tangan penjamah yang ditemukan mengandung bakteri pada pengambilan sampel tahap pertama.

Hasil tahap pertama menunjukkan bahwa 85% penjaja makanan di terminal dan stasiun di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Klaten masuk kriteria baik dalam hal pengelolaan higiene dan sanitasi lingkungan dan penjamah makanan. Namun dari hasil pemeriksaan laboratorium, masih ada beberapa paremeter yang belum memenuhi syarat, sehingga perlu dilakukan edukasi dan perbaikan kualitas lingkungan dan makanan minuman. Dari hasil edukasi, selanjutnya akan dilakukan pengambilan tahap kedua untuk mengecek kembali apakah parameter yang belum memenuhi syarat baku mutu telah menjadi lebih baik. Sehingga dapat mencegah terjadinya KLB keracunan makanan pada saat arus mudik dan balik lebaran di terminal dan stasiun.