Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria Pasca POPM Filariasis (Pre-TAS) di Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022


Dalam rangka upaya Eliminasi Filariasis, BBTKLPP Yogyakarta melaksanakan Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria Pasca POPM Filariasis (Pre-TAS) di Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan survei diawali dengan pertemuan koordinasi melalui daring pada Kamis, 12 Mei 2022. Pada tanggal 18 Mei 2022 bertempat di Soybean Resto dilakukan persiapan Pertemuan OJT (On Job Training) sebagai pembekalan petugas. OJT dihadiri oleh 35 peserta yang berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Puskesmas Toroh, Puskesmas Tawangharjo, Labkesda Kabupaten Grobogan, Kader Desa, Bhabinkamtibmas, Pamongpraja Desa Selo dan Desa Tambirejo.

Acara diawali dengan penyampaian laporan panitia penyelenggara oleh Gunawan Cahyo Utomo, S.K.M., M.P.H. selaku Sub Koordinator Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, dilanjutkan dengan Sambutan dan Pembukaan Pertemuan oleh dr. Djatmiko, M.A.P. selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, yang menyampaikan agar peserta secara aktif mengikuti penyampaian materi dan diskusi, serta mengikuti simulasi dengan baik. Disampaikan pula bahwa yang dihadirkan pada OJT ini bukan hanya petugas kesehatan, namun juga pamongpraja, dikarenakan pada saat pelaksanaan nanti akan dilakukan pengumpulan masyarakat, dan diharapkan pamongpraja dapat mengkoordinasikan pengumpulan massa di masing-masing lokasi kegiatan dengan baik. Selanjutnya, dalam arahannya, Dr. dr. Irene, M.K.M. selaku Kepala BBTKLPP Yogyakarta Dalam arahannya disampaikan setelah pengobatan massal Filariasis yang dilaksanakan selama 5 tahun, perlu dilaksanakan Pre TAS. Survei Pre TAS bertujuan untuk mengetahui prevalensi filariasis di masyarakat, dengan target kurang dari 1%. Apabila target terpenuhi, selanjutnya pada tahun berikutnya (2023) akan dilaksanakan TAS (Tramission Assessment Survey) pada populasi anak sekolah. Rangkaian TAS dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan interval dua tahun. Jika hasil TAS selama tiga kali berturut-turut menunjukkan tidak ada penularan, maka Kabupaten Grobogan bisa mendapatkan sertifikat bebas filariasis. dalam arahannya juga menekankan pentingnya OJT yg bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petugas daerah dalam melaksanakan pemeriksaan filariasis.

Acara dilanjutkan penyampaian materi secara panel, pertama oleh Asmuri, S.K.M., M.P.H selaku Pemegang Program Filariasis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dengan materi “Eliminasi Kecacingan dan Filariasis di Provinsi Jawa Tengah”; dilanjutkan materi kedua oleh Heldhi Broto Kristiyawan, SKM., M.Eng., epidemiolog BBTKLPP Yogyakarta dengan materi “Surveilans Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria Pasca POPM Filariasis (Pre-TAS) Kabupaten Grobogan. Setelah sesi tanya jawab dan diskusi dlilanjutkan dengan Simulasi Pelaksanaan Pre-TAS, mulai dari pendataan responden, pengambilan darah jari, hingga pembacaan hasil.

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan pengumpulan spesimen pada hari berikutnya tanggal 19 Mei 2022 pukul 18.00 – 01.00 di Desa Selo, Kecamatan Tawangharjo sebagai Desa Sentinel dan siang hari tanggal 20 Mei 2022 pukul 09.00 – 13.00 di Desa Tambirejo, Kecamantan Toroh sebagai Desa Spot dengan jumlah target minimal sampel yaitu 300 respoden di setiap lokasi survei (satu desa). Hasil survei, dari 310 responden di Desa Selo yang berusia antara 6 - 87 tahun, dengan proporsi dominan (66,8%) perempuan, didapatkan 1 orang positif filariasis; dan dari 314 responden Desa Tambiharjo yang berusia antara 8 – 83 tahun dengan proporsi dominan (50,3%) perempuan, didapatkan 3 orang positif filariasis. Sebagai tindak lanjut untuk sampel positif dilakukan pengambilan darah jari ulang untuk dilakukan kroscek keberadaan mikrofilaria secara mikroskopis.