Pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Sistem Informasi Laboratorium Aplikasi eSIMDADU


Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium khususnya pada laboratorium jejaring Surveilans Nasional, Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan bekerjasama dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Association of Public Health Laboratories (APHL) telah mendukung pengembangan Sistem Informasi Laboratorium (SIL) untuk pemeriksaan penyakit di B/BTKL-PP dengan menggunakan modul SIL Aplikasi eSIMDADU BBTKLPP Yogyakarta. SIL eSIMDADU ini akan diimplementasikan dalam 2 tahap di 10 B/BTKL PP di Indonesia.

Pertemuan secara daring pokja SIL melalui zoom dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2023 mulai pukul 09.00 sampai dengan 16.00 WIB. Acara ini dihadiri oleh 70 orang peserta yang terdiri dari perwakilan dari Tim Kerja Laboratorium Surveilans Ditjen P2P, Tim Kerja Tata Kelola Dijten Kesmas, Tim 3 Labkesmas, CDC, APHL, DTO, Pusdatin dan perwakilan B/BTKLPP seluruh indonesia. Dari BBTKLPP Yogyakarta diikuti oleh Kepala BBTKLPP Yogyakarta (dr. Darmawali Handoko), Koordinator Substansi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium (Indah Nurhaeni, S.Si, M.Sc), Sub Koordinator Teknologi Pengendalian Penyakit Substansi PTL (Rudi Priyanto, S.Si), Kepala Instalasi Laboratorium Mikrobiologi (Emanuel Kristanti, S.T, M. Sc), Kepala Instalasi Laboratorium Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit (Dr. Andyatu, S.K.M, M.Si), Kepala Instalasi Laboratorium Virologi (Havid Setyawan, S.Si, M. Biotech), Kepala Instalasi Laboratorium Parasitologi (Chairini Tri Cahyaningsih, S.K.M, M.P.H), Kepala Instalasi Pelayanan (Sri Ningsih, S.T, M.T), Kepala Instalasi Teknologi Informasi (Mardiansyah, S.Kom, M.P.H) dan staf TI (Afrian Hantoro, A.Md).

Acara dibuka oleh Ketua Tim Kerja Laboratorium Surveilens Ditjen P2P, dr. Endah Kusumowardani, M. Epid. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan bahwa semua yang berhubungan dengan labkesmas sudah ada penunjukan dari Menteri Kesehatan untuk Tim Nasional Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas). Terkait dengan pengembangan SIL, berdasarkan Surat Keputusan dari Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Nomor HK.02.02/B/865/2022 Tanggal 31 Oktober 2022 Tentang Penunjukan prototipe aplikasi untuk pengembangan sistem informasi laboratorium kesehatan terintegrasi satusehat, dimana prototipe yang akan digunakan adalah aplikasi eSIMDADU BBTKLP Yogyakarta. Sehubungan dengan hal tersebut, selanjutnya dalam pelaksanaan pengembangan dan hal lain terkait dengan SIL, Pokja SIL dapat berkoordinasi dengan Timnas Labkemas, tim kerja Tata Kelola Labkesmas, DTO.

Acara dilanjutkan paparan teknis yang disampaikan oleh Manajer Teknis Pengembangan SIL eSIMDADU, Mardiansyah, S.Kom, M.P.H dari BBTKLPP Yogyakarta. Pada kesempatan itu disampaikan progress pengembangan modul SIL B/BBTKLPP yang dilaksanakan pada Fase 1 sampai dengan November 2022 telah selesai dan berfokus pada 3 laboratorium penyakit (virologi, mikrobiologi dan parasitologi) dan dilanjutkan dengan kegiatan onsite training dan implementasi di 4 B/BBTKLPP yaitu Yogyakarta Banjarbaru, Surabaya, dan Batam. Selanjutnya pada tahun 2023 direncanakan akan dilanjutkan onsite training dan implementasi di 6/BBTKLPP yaitu Jakarta, Medan, Palembang. Selain itu juga disampaikan progress persiapan eSIMDADU sebagai prototipe SILNAS Labkesmas dengan menyiapkan dukungan teknis integrasi dengan beberapa aplikasi eksternal terkait (Satusehat, NAR, SITB, SIMKA, SIHA). Hingga saat ini eSIMDADU telah berhasil dan siap terintegrasi dengan platform Satusehat dan masih berproses integrasi dengan aplikasi lain. Selain itu disampaikan juga terkait alur pengelolaan sampel mulai dari pendaftaran hingga terbitnya laporan hasil uji (LHU).

Kepala BBTKLPP Yogyakarta, dr. Darmawali Handoko, M.Epid menyampaikan usulan dalam SIL agar diterapkan konsep surveilens yang berbasis time place person, dibagi pemetaan Faktor Risiko lingkungan dan vektor, sehingga terlihat faktor risikonya ada dimana saja. Beliau menganjurkan kepada DTO bahwa setiap orang yang melakukan pemeriksaan secara medis punya data epidemiologisnya seperti saat melakukan AFP, sehingga akan terlihat posisi saat sakit terpaparnya dari mana. Kemudian terkait KKP, beliau juga menyampaikan agar masuk dalam SIL ini karena KKP termasuk dalam teer 1, tentunya SIL ini akan menampung dari teer 1 sampai 5. Terakhir beliau berharap DTO dapat menindaklanjuti agar datanya lengkap sehingga orang-orang yang membutuhkan akan terlihat dan dapat dipetakan faktor risiko apa, dan akan terlihat kasus dan potensi-potensi penularan yang terjadi.

Acara selanjutnya dilanjutkan dengan sesi diskusi terkait dengan format penomoran sampel, isi LHU, surat pengantar LHU, penandatangan LHU, dan alur pemeriksaan. Setelah diskusi selesai, acara dilanjutkan dengan sesi penutupan dan dipandu oleh Ibu Rohani Simanjuntak, S.K.M, M.K.M,. Dalam sambutan penutupan, beliau menyampaikan agar hasil diskusi dapat di ditindaklanjuti untuk mendukung implementasi aplikasi SIL eSIMDADU yang menjadi prototipe SIL Nasional.