- Jumat, 10 Februari 2023, 00:10:00
- Admin
- 3336 dibaca
- Kemenkes, Ditjen P2P, B/BTKLPP, BBTKLPP Yogyakarta, Surveilans
Di Indonesia, masih terjadi penularan Japanese encephalitis virus (JEV). WHO memberi rekomendasi beberapa strategi dalam pencegahan dan pengendalian JE, yaitu: imunisasi di seluruh daerah endemis, penguatan sistem surveilans dan pelaporan kasus, evaluasi efektivitas vaksin JE, dan pengendalian vektor. Tim kerja Arbovirosis Direktorat P2PM Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan kegiatan surveilans JE di 11 provinsi di Indonesia. Hingga saat ini, sembilan provinsi sudah melaporkan kasus JE pada manusia. Beban penyakit JE di Indonesia belum diketahui dengan pasti dan diperkirakan masih banyak kasus yang tidak dilaporkan.
Terkait hal tersebut, dipandang perlu untuk menyusun strategi nasional penanggulangan Japanese encephalitis di Indonesia. Strategi nasional ini diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman bagi seluruh pengambil kebijakan, lintas program, dan lintas sektor (pemerintah maupun swasta) yang terkait dalam penanggulangan JE. Pada hari Rabu, 8 Februari 2023, Direktorat P2PM mengundang perwakilan dari Dinas Kesehatan DIY, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, RSUP dr. Sardjito, BBTKLPP Yogyakarta (diwakili oleh dr. Darmawali Handoko, M.Epid., dr. Yohanna Gita Chandra, M.S. dan dr. Dwi Amalia, M.P.H), dan FKKMK UGM secara luring di Ruang Sidomukti Hotel Santika Premiere Yogyakarta, serta perwakilan dari dinas kesehatan kabupaten kota se-DIY, rumah sakit sentinel JE di DIY, Pusjak Sistem Ketahanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan, B2P2VRP Salatiga, IDAI DIY, dan Tim Kerja Arbovirosis, secara daring.
Sambutan selamat datang disampaikan oleh Kadinkes DIY, dilanjutkan dengan sambutan dan pembukaan oleh yang mewakili Direktur RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, dan arahan dari yang mewakili Direktur P2PM Ditjen P2P Kemenkes RI. Setelah itu, dimulai panel pertama dengan moderator dari Dinkes DIY dan narasumber yang menyampaikan tentang: 1) Komitmen global penanggulangan JE (WHO, dr. Rodri Tanoto, M.Sc.), 2) Kebijakan Nasional Penanggulangan JE (Ketua Timja Arbovirosis Dit P2PM, Ditjen P2P, Kemenkes RI, dr. Asik Surya, MPPM), 3) Rencana penyusunan strategi nasional penanggulangan JE (Prof. Dr. dr. Elisabeth Siti Herini, Sp.A(K)). Setelah diskusi, dilanjutkan dengan panel kedua dengan moderator oleh Kepala BBTKLPP Yogyakarta (dr. Darmawali Handoko, M.Epid.) dan narasumber yang menyampaikan: 1) Situasi JE di DIY, identifikasi masalah dan pengajuan solusi terkait pencegahan dan penanggulangan JE di DIY (Kabid P2P Dinkes DIY, Setyarini Hestu LEstari, S.K.M., M.Kes.), 2) Pelaksanaan dan strategi penguatan sistem Surveilans JE di RS (RSUP dr. Sardjito, dr. Agung Triono Sp. A (K)), 3) Diagnosis dan Pengobatan JE di berbagai layanan kesehatan seperti Puskesmas, dan Rumah Sakit (Prof. dr. Sunartini Ph.D, Sp.A(K)), 4) Masalah dan solusi dalam kegiatan pengendalian reservoir (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY (Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan). Acara dilanjutkann dengan diskusi dan diakhiri dengan penyampaian kesimpulan dan penutupan oleh dr. Dian K Nurputra M.Sc, PhD, Sp. A .
Salam Sehat