- Jumat, 24 Maret 2023, 12:00:00
- Admin
- 3689 dibaca
- Kemenkes, Ditjen P2P, B/BTKLPP, BBTKLPP Yogyakarta, Surveilans, Lebaran
Kabupaten Blora merupakan salah satu kabupaten endemis filariasis di Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2015 – 2019 Kabupaten Blora telah melaksanakan pengobatan massal, dan sebagai evaluasi pasca pengobatan, pada tahun 2021 telah dilaksanakan survei evaluasi prevalensi mikrofilaria (pre-TAS) dengan hasil rerata mikrofilaria di bawah 1%. Guna memonitor potensi penularan filariasis di wilayah yang telah menyelesaikan pengobatan massal, diperlukan survei penilaian penularan secara periodik untuk memastikan bahwa tidak terjadi peningkatan potensi penularan di masyarakat.
Survei penilaian penularan (Transmissions Assessment Survey/TAS) filariasis dilaksanakan sebanyak 3 kali tahapan dengan selang waktu 2 tahun. TAS tahap pertama di Kabupaten Blora telah terlaksana pada tahun 2021, dan pada tahun 2023 ini dilaksanakan TAS tahap kedua. Survei penilaian penularan filariasis ini berbasis anak sekolah dasar (school-based survey), dengan populasi survei adalah seluruh siswa Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kabupaten Blora kelas 1 dan 2. Jumlah SD/MI yang terdaftar tahun 2023 sebanyak 668 sekolah dengan jumlah siswa kelas 1 dan 2 sebanyak 23.702 anak.
Sebagai sampel adalah sebagian SD/MI dengan anak kelas 1 dan 2 yang terpilih. Metode pemilihan sampel menggunakan metode klaster sekolah yang ditentukan dengan pendekatan berdasarkan aplikasi Survey Sample Builder 2.3 (SSB 2.3). Hasil perhitungan mendapatkan jumlah klaster sekolah terpilih sebanyak 52 sekolah dengan jumlah siswa minimal sebanyak 1.552 anak. Hasil perhitungan juga mendapatkan bahwa seluruh anak kelas 1 dan 2 yang terdaftar pada sekolah terpilih harus diambil seluruhnya sebagai sampel. Di samping itu, berdasarkan perhitungan sampel SSB 2.3 juga didapatkan Batas Nilai Kritis TAS 2 Kabupaten Blora sebesar 18. Pemeriksaan spesimen darah jari pada survei ini dilaksanakan menggunakan Filariasis Test Strip (FTS).
Survei dilaksanakan dari tanggal 6 – 17 Februari 2023 dengan melibatkan tim BBTKLPP Yogyakarta, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Balai Litbang Banjarnegara, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Labkesda Kabupaten Blora, dan puskesmas wilayah sampel. Pada survei ini diperiksa sebanyak total 1.766 spesimen, 3 sampel di antaranya positif antigen W. bancrofti. Hasil positif masih di bawah batas nilai kritis sehingga diinterpretasikan tidak ada penularan filariasis.