- Selasa, 04 Juli 2023, 09:00:00
- admin
- 2290 dibaca
- Kemenkes, Ditjen P2P, B/BTKLPP, BBTKLPP Yogyakarta, Webinar, Surveilans
Dalam suatu kegiatan surveilans epidemiologi, dihasilkan informasi dari proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi data secara terus menerus, sistematis, dan berkesinambungan terhadap masalah kesehatan dan faktor risikonya. Informasi yang didapatkan dalam proses tersebut harus ditindaklanjuti untuk menghasilkan intervensi yang efektif dan efisien dalam pengendalian masalah kesehatan. Oleh karenanya, seorang tenaga kesehatan, khususnya epidemiolog kesehatan, harus memiliki kompetensi untuk mengkomunikasikan dan menyebarluaskan informasi yang didapat kepada stakeholder/pihak–pihak yang berkepentingan. Penyebarluasan informasi dilakukan kepada instansi di tingkat adminitrasi yang lebih tinggi sebagai masukan bagi pengambilan kebijakan, kepada instansi yang lebih rendah/pelapor sebagai umpan balik, dan kepada instansi lain yang terkait, serta masyarakat luas. Saat ini, dengan adanya kemajuan teknologi, komunikasi bukan hanya dilakukan secara verbal dalam bentuk pertemuan ataupun rapat koordinasi, namun juga dapat dilakukan menggunakan berbagai media. Kemampuan dalam berkomunikasi juga merupakan salah satu softskill yang penting, terutama dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit. Terkait dengan kemampuan berkomunikasi, seorang epidemiolog bukan hanya dituntut untuk mampu mengkomunikasikan hasil dari kegiatan surveilans epidemiologi terhadap masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat, namun juga mengkomunikasikan adanya risiko–risiko dari suatu kondisi bahaya yang mengancam kesehatan masyarakat. Dengan komunikasi risiko yang baik, publik dapat mengambil keputusan yang tepat untuk menghindari atau mengelola risiko untuk melindungi dirinya sendiri maupun orang lain dari ancaman bahaya kesehatan yang mungkin timbul.
Pada hari Selasa, 27 Juni 2023, BBTKLPP Yogyakarta menyelenggarakan webinar dengan Tema “Peningkatan Kapasitas Non-Teknis (Softskill) Komunikasi dan Advokasi Bagi Epidemiolog Menyongsong Pembentukan Labkesmas”. Kegiatan ini diikuti oleh epidemiolog kesehatan dan pejabat fungsional lainnya dari B/BTKLPP dan B/BKK se–Indonesia, organisasi profesi PAEI, dinas kesehatan, puskesmas, dan laboratorium kesehatan daerah. Acara diawali dengan pembukaan oleh MC, dilanjutkan sambutan dari Ketua Persatuan Ahli Epidemiologi Cabang DIY (Dr. drg. Th. Baning Rahayujati, M.Kes.), kemudian arahan sekaligus diskusi dan tanya jawab dari Kepala BBTKLPP Yogyakarta (dr. Darmawali Handoko, M.Epid.) dengan tema “Peran Epidemiolog dalam Melaksanakan Fungsi Labkesmas”. Dilanjutkan penyampaian materi inti pertama oleh Dr. dr. Hariadi Wibisono, M.P.H. (Ketua Umum Persatuan Ahli Epidemiologi Indonesia) dengan judul “Komunikasi Risiko dari Perspektif Epidemiologi pada Fungsi laboratorium Kesehatan Masyarakat” diikuti tanya jawab yang dipandu oleh Koordinator Substansi SE (dr. Yohanna Gita Chandra, M.S.) sebagai moderator. Materi inti kedua disampaikan oleh Dr. Ayu Helena Cornelia, B.A., M.Si. (Direktur & Founder Cornellia & Co.) dengan tema “Peningkatan Skill Komunikasi dan Advokasi Bagi Epidemiolog”, dilanjutkan dengan tanya jawab yang dipandu oleh Sub Koordinator Sub Substansi Advokasi & KLB (Heni Amikawati, S.K.M.). Dengan kegiatan ini, diharapkan peserta dapat lebih memahami fungsi Laboratorium Kesehatan Masyarakat, dan khususnya bagi para epidemiolog kesehatan, dapat mengambil peran dalam melakukan advokasi dan komunikasi risiko kepada masyarakat. Kegiatan diikuti oleh lebih dari 800 peserta yang mengikuti via zoom meeting dan channel YouTube.